Kota Bogor, Brapo
News - Penjabat (Pj) Wali Kota Bogor, Hery Antasari, melakukan inspeksi ke dua
pembangunan sekolah terpadu baru di Kota Bogor, yakni SMP Negeri 22 dan SMP
Negeri 23. SMP Negeri 22 berlokasi di Kecamatan Bogor Timur, sementara SMP
Negeri 23 berada di Kecamatan Bogor Utara. Dari hasil inspeksi, pembangunan
fisik kedua sekolah tersebut telah mencapai progres sebesar 98 persen.
“Saya
mengkonsentrasikan bulan Desember untuk mengecek berbagai proyek APBD di
berbagai OPD, guna memastikan bahwa pembangunannya sesuai dengan waktu dan
target realisasinya,” ujar Hery di sela inspeksinya, Senin (9/12/2024) sore.
Hery ingin
memastikan pembangunan berjalan sesuai dengan kontrak yang telah disepakati.
Dari hasil inspeksi lapangan, ia optimis pembangunan dapat selesai tepat waktu.
“Untuk SMP 22 dan
SD Duta Pakuan, tahap pertama pembangunan SMP ini sesuai dengan laporan
progresnya telah mencapai 95 persen. Secara keseluruhan, pembangunan fisiknya
mendekati 98 persen seperti yang tercantum dalam laporan administrasi,” jelas
Hery.
Hal serupa juga
terjadi di SMP Negeri 23, di mana pembangunan hanya tinggal menyelesaikan tahap
finishing yang membutuhkan ketelitian dan percepatan.
Hery menegaskan
bahwa pihak kontraktor harus bekerja ekstra untuk menyelesaikan semua
pekerjaan, termasuk beberapa finishing yang tidak tercantum dalam kontrak.
Adapun pekerjaan lanskap dan pertamanan akan dianggarkan pada tahun 2025 atau
2026 mendatang.
“Menurut laporan,
kami optimis pembangunan selesai bulan ini sesuai kontrak. Untuk peresmiannya
mungkin akan ada soft launching, sementara operasional sekolah baru dimulai
sekitar pertengahan 2025 karena banyak persiapan yang harus dilakukan,” kata
Hery.
Hal ini
dikarenakan meubelair dan alat pembelajaran lainnya baru akan dianggarkan pada
tahun 2025. Setelah bangunan SMP selesai, sementara waktu akan ada murid SD
yang menggunakan fasilitas tersebut.
“Anggaran sebesar
Rp 19 miliar untuk SD Duta Pakuan sudah direncanakan pada tahun 2025. Saat ini,
SDN Duta Pakuan masih menumpang di Bantar Kemang, sehingga nantinya akan
dipindahkan sementara ke lantai bawah bangunan ini,” ujar Hery.
Kedua sekolah ini
diperkirakan mampu menampung sekitar 250 siswa. Kehadiran tambahan ruang
belajar dan sekolah ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas fasilitas
pendidikan di Kota Bogor, khususnya tingkat SMP.
“Sedikit banyak ini akan berpengaruh pada zonasi. Dengan adanya sekolah ini, wilayah kecamatan dan kelurahan tidak lagi menghadapi isu kekurangan bangunan SMP. Satu tahun, sebanyak 256 siswa bisa diterima di sini, yang tentunya akan meringankan masalah zonasi jika aturan tersebut masih diberlakukan,” kata Hery.*(Red)